Siap Banggakan Indonesia, Belitong Geopark Dipersiapkan Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

IndonesiaNew, JAKARTA – Nama Belitung dikenal wisatawan akibat film laskar pelangi, kini Kepulauan yang kaya akan batu granit ini siap mencatatkan nama Indonesia di dunia internasional melalui UNESCO Global Geopark.

Pemilihan Belitung untuk masuk ke dalam UNESCO Global Geopark tentu mempunyai alasan tersendiri, selain kaya akan batu granit, wilayah ini juga kaya akan jalur timah yang dimulai dari Semenanjung Malaya yang berumur Parmo-Trias (321-275 tahun) dan merupakan hasil magmatisme yang berhubungan dengan subduksi, dan tersingkapnya batuan metasedimen Parmo-Karbon yang berumur 250-350 juta tahun.

Tak itu saja, di sini juga terdapat batu satam yang terbentuk akibat tabrakan antara meteor dengan batuan di Bumi. Bahkan Belitung itu sendiri memiliki 20 geosite yang ditawarkan di antaranya adalah Nam Salu Open Pit, Batu Pulas, Pantai Burung Mandi, Bukit Peramun, Pulau Burung, Danau Kaolin, Juru Seberang, hingga Pantai Tanjung Kelayang. Kekayaan ini menjadi semakin lengkap dengan adanya Tarsius yang merupakan salah satu jenis primata yang dilindungi. Selain di Filipina, Indonesia sendiri hanya terdapat di Sulawesi dan Belitung.

“Geopark Belitong sudah menjadi geopark Nasional, tapi ini bicara mendatangkan wisatawan mancanegara terlebih jumlah wisatawan mancanegara belum banyak yang datang dan mengetahui perihal Belitung sendiri. Salah satu caranya adalah dengan membuat Geopark Belitong menjadi UNESCO Global Geopark (UGG),” ucap Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, belum lama ini.

Di sisi lain, Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan bahwa Belitung Geopark lahir bukan dari pemerintah melainkan dari kelompok-kelompok masyarakat yang terjun dikelestarian alam serta memiliki cinta pariwisata, dari sanalah lahir spirit serta fashion yang sama untuk membangun pariwisata.

“Pemerintah hanya memfasilitasi keinginan masyarakat, oleh karenanya kita dorong untuk menuju internasional. Geopark ini menyatukan dua kabupaten yang selama ini terpisah akibat administrative dan politik di mana timor dan induk, makanya nama Geopark adalah Belitong Geopark,” bebernya.

Diakuinya, penamaan Belitong untuk dijadikan nama sebagai Belitong Geopark memiliki alasan tersendiri. Di mana, Belitong memiliki arti satu pulau. “Satu pulau mengartikan untuk menghilangkan ego masing-masing, menyatukan semangat, menyatukan visi dan menyatukan masyarakat kembali dan inilah esensi pariwisata, sehingga perekonomian harus dibagikan ke semuanya,” urainya.

Guna mewujudkannya, pihaknya pun terus bergerak cepat dalam membenahi Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pariwisata. Salah satunya melakukan uji kompetensi, nantinya masyarakat memiliki sertifikasi yang diakui oleh dunia.

“Ini tantangan terbesarnya, namun kita bergerak cepat apalagi pemerintah Belitung membuat pendidikan berbasis pariwisata tentunya terdapat sertifikasi. Di sini, masyarakat diuji kompetensi, sehingga bisa lulus dan siap bekerja di bidang geopark secara umum,” tambahnya tersenyum.

Penggenjotan lainnya juga dilakukan dari sisi informasi yang ditujukan kepada wisatawan. Otomatis wisatawan yang datang khususnya dari mancanegara kian dimudahkan untuk berwisata ke Belitung. Baginya, semua informasi akan terintegrasi ke seluruh destinasi wisata hingga ke pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masyarakat. Informasi ini tentunya hadir di aplikasi Lets go to Belitung yang sedang dipersiapkan Pemerintah Belitung.

“Supaya wisatawan mengetahui apa yang ada di Belitung, maka semua informasi harus terintegrasi melalui digital karena itu memudahkan wisatawan. Oleh karenanya, dalam waktu 4 bulan akan hadir aplikasi. Di mana, nama awalnya adalah Go Dare Cuma nama ini kurang aware jadi diganti menjadi Lets go to Belitung. Nama ini tentu membuat wisatawan akan gampang mencarinya. Demi mewujudkannya maka akan bekerjasama dengan pihak e-commerce ternama di Indonesia dan di dunia,” ulasnya.

Tidak berhenti di sini saja, Pemerintah Belitung mempersiapkan teknologi digital yang dibutuhkan selama ada di Belitung. Hal ini disadari pihaknya, bahwa komunikasi sangat penting bagi wisatawan. Penyediaan viber optic di berbagai desa yang ada di Belitung sedang dipersiapkan. Terlebih, pembangunan ini dimulai akhir tahun dan selesai sebelum akhir 2020. Ketika ini sudah jadi, maka Belitung siap menjadi smart island.

Terakhir dari sisi aksesibilitas, Belitung sudah memiliki bandara berskala internasional yaitu Bandara H.A.S Hanandjoedin yang  memiliki panjang runway sekira 2.500 meter, sehingga siap menampung pesawat berbadan lebar. Selain maskapai penerbangan nasional, bila tidak hambatan maskapai penerbangan asal negeri Kangguru Jetstar akan mendarat di bulan Maret atau Juli 2020.

“Bulan ini Bupati Belitung H. Sahani Saleh ke Singapura untuk membicarakan MoU, hasilnya positif dan ada plus minus yang harus diperbaiki, karena targetnya Maret atau Juli sudah bisa terbang. Syarat utamanya adalah 6 bulan sebelum melakukan penerbangan maka harus ada promosinya. Penerbangan dari Singapura ke Belitung, di mana terbang pertama dari Australia lalu transit di Singapura kemudian langsung ke Belitung. Ketika ini terjadi maka dari Australia bisa terbang langsung ke Belitung,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *