Masuk Destinasi Super Prioritas, Beginilah Wajah Baru Labuan Bajo

IndonesiaNew, JAKARTA – Labuan Bajo masuk ke dalam salah satu destinasi super prioritas yang ditetapkan Presiden Jokowi. Selain Labuan Bajo terdapat Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Likupang. Hal ini membuat Labuan Bajo bergerak cepat guna membenahinya. Beginilah wajah baru Labuan Bajo!

Direktur Destinasi Pariwisata Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Herry Nabit mengatakan seusai arahan Presiden Jokowi di bulan Juli 2019, di mana Labuan Bajo ditetapkan sebagai salah satu destinasi super prioritas. Oleh karenanya, pihak Labuan Bajo langsung membenahinya.

“Untuk kawasan pelabuhan labuhan bajo maka akan menjadi kota transportasi laut, di mana pelabuhan peti kemas dipastikan dipindahkan ke lokasi lain karena selama ini terjadi penumpukan semua menjadi satu. Pelabuhan barang harus diubah sehingga kenyamanan bisa dirasakan oleh wisatawan,” tegasnya di Jakarta, belum lama ini.

Selain itu, perubahan juga dilakukan pada penataan tata kota, khususnya jalan yang ada di Kota Labuan Bajo. Dengan adanya perubahan maka diyakini bisa menjadikan wisatawan lebih nyaman berwisata.

“Jalan kota kita ubah, otomatis agar wisatawan bisa nyaman dan enak dalam berwisata diluar promosi yang terus digencarkan demi menaikkan jumlah wisatawan. Selain itu pusat kuliner di Labuan Bajo juga ditata menjadi lebih baik,” urainya.

Selain itu, wisatawan yang selama ini datang ke Labuan Bajo mencari keindahan bawah laut dan kehidupan binatang komodo. Kebiasaan inilah juga diubah oleh pihak Labuan Bajo, sehingga wisatawan tidak akan merasa jenuh kala berwisata ke Labuan Bajo.

“Kita juga membuat atraksi baru yakni kehadiran Batu Cermin. Terlebih, arahan Presiden Jokowi adalah penataan atraksi batu cermin. Di sini, batu cermin merupakan sebuah goa diatas daratan yang di dalamnya terdapat fosil-fosil binatang laut yang membuktikan bahwa Labuan bajo pernah menjadi bagian dasar laut,” paparnya.

Biar lebih indah lagi, maka Pulau Komodo serta destinasi bawah laut yang ada di Pulau Komodo juga dilakukan konservasi. Fungsinya adalah melakukan pembatasan kunjungan wisatawan. Ini dilakukan adalah untuk memberikan keindahan serta keaslian yang ada di Pulau Komodo.

““Dari sisi wisata bahari khususnya kehidupan dilaut terjadi degradasi yakni penurunan terumbu karang, ini diakibatkan kunjungan yang cukup melimpah apalagi proses pertumbuhan terumbu karang butuh waktu lama,” bebernya lagi.

Sementara itu, dari sisi binatang komodo itu sendiri maka dari keaslian hewan tersebut semakin berkurang. Terlebih dari 43 lembah yang ada di Pulau Komodo, tempat di mana hewan tersebut berada maka hanya satu lembah yang dibuka guna dijadikan kawasan umum buat wisatawan melihat kehidupan komodo itu sendiri.

“Menurut beberapa pihak yang melihat hewan komodo maka keaslian dari hewan tersebut kian berkurang, terlebih hewan komodo menjadi jinak, ini diakibatkan dampak dari interaksi dengan manusia. Bila dibatasi, maka diharapkan komodo menjadi lebih liar dan itulah sesuai harapan wisatawan di mana komodo itu adalah binatang liar, buas dan galak. Tak itu saja, potensi pencemaran lingkungan juga berkurang,” urainya lagi.

Herry Nabit menambahkan selain Pulau Komodo, wisatawan melihat komodo di Pulau Rinca, sedangkan untuk wisata bahari terdapat di Kawasan Batu Bolon dan Karang Makasar, apalagi data yang diperoleh di mana kawasan Batu Bolon terdapat 31 orang per hari setelah dibatasi sebelumnya bisa mencapai 100 orang. Kemudian, Karang Makassar (100-150 orang sebelumnya mencapai 300 orang). Terakhir, untuk Pulau Komodo per hari mencapai 300-400orang sebelumnya bisa mencapai ribuan.

“Kekuatan wisata datang ke Pulau Komodo yakni Komodo itu sendiri dan wisata bahari (underwater), kita menjaga keberlangsungan terumbu karang dan ini menjadi satu syarat agar destinasi bisa menjadi suistanable. Selain itu, kita menjaga kunjungan berulang. Wisatawan ke komodo datang sekali saja berbeda untuk diving maupun snorkeling bisa berulang kali datang. Di mana mencari ribuan side dive dan beberapa lokasi  snorkeling, bila dibatasi otomatis keindahan terus terjaga,” tukasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *