Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia Kuatkan Digital, Ajak Generasi Muda Kembangkan Kreasi Produk Asli Indonesia

IndonesiaNew, JAKARTA – Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) telah memasang target industri ekonomi kreatif di Tahun 2023. Target itu dilakukan demi menggairahkan industri ekonomi kreatif Indonesia pasca Covid-19.

Dalam rangka menggapai target yang sesuai dengan tahun 2019 yakni 12 juta dolar Amerika dengan angka penjualan retail mencapai Rp145 miliar, ASEPHI merasa yakin jika angka tersebut bisa di raih di tahun depan.

Apalagi di tahun 2020, ASEPHI sudah mulai bergerak di dunia digital demi mengikuti tren teknologi yang kian berkembang pesat di era Covid-19, pihaknya lebih memilih China dalam membangun digital Hybrid karena dari sisi price jauh lebih murah ketimbang Amerika maupun Eropa.

Kekuatan digital yang dibangun ASEPHI ini tentu membuat hampir seluruh elemen masyarakat dunia memanfaatkan era digital yang dianggap sebagai akomodasi yang aman digunakan.

“Tahun 2020 kami sudah memfokuskan ke dunia digital sehingga mempermudah informasi soal industri kreatif. Secara otomatis industri kita bisa dilihat secara luas apalagi bila bicara market akan mudah digapai,” kata Muhammad Ali Jufry Wakil Ketua Umum Bidang 2 Industri Kreatif, Teknologi dan Informasi ASEPHI usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ASEPHI diĀ  Hotel Aloft, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Selain memperkuat ranah digital, ASEPHI kini mulai menggaet para pelaku generasi muda sehingga dari sisi produk semakin bervariasi dan tentu saja kian membuat ruang gerak generasi muda untuk menghasilkan karya jadi lebih mudah dilakukan.

“Dengan adanya digital ini kian mempermudah para industri, sehingga daerah bisa terus eksis makanya melalui pameran ini akan memberikan ruang buat generasi muda buat berkreasi, lokal produk jadi lebih hidup. Target milenial juga bisa didapatkan, dari sisi penjualan juga bisa diraih dengan mudah,” ujarnya.

“Cara ini tentu saja membuat ruang lingkupnya semakin luas, jadi tak terbatas dengan komunitas saja melainkan pangsa pasar akan semakin berkembang. Dari sisi pendapatan juga jauh lebih meningkat maka kita berharap generasi muda yang fokus pada buatan asli Indonesia bisa dikenal di mata Indonesia dan dunia, apalagi bagi mereka yang memiliki modal kecil sehingga dengan adanya hybrid ini produk mereka jadi lebih bermutu, berkualitas dan berkembang,” ucapnya.

Sementara itu, Baby Jumawati selaku Sekjen ASEPHI mengaku jika Indonesia telah memiliki kemajuan yang lebih pesat ketimbang negara ASEAN lainnya. Hal itu dilihat dari faktor kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.

“Bicara ekonomi kreatif, Indonesia jauh lebih maju ketimbang di negara ASEAN lainnya. Oleh karenanya kami lebih mengdepankan untuk bisa sejajar dengan negara di Eropa dan Amerika,” ucapnya.

Menurutnya, kekuatan Indonesia memiliki tujuh bahan baku yang utama dalam memperkaya industri ekonomi kreatif. Tujuh bahan baku diantaranya bahan natural fiber yang terdiri dari logam, metal, stone atau batu-batuan dan tanah liat. Sedangkan, bahan baku lainnya terdiri dari kayu, rotan dan bambu yang menjadi satu kesatuan lalu ada pula mineral hingga tekstil.

“Kelemahan Indonesia dibanding Eropa dan Amerika dari sisi packaging, promosi, serta kualitas bahan baku yang kurang diperhatikan. Oleh karenanya, kami di tahun depan lebih memprioritaskan hal tersebut. Fungsinya agar dunia ekonomi kreatif lebih hidup dan terdepan,” ucapnya.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.